INILAHCOM, Beijing - Tak dipungkiri jika Xiaomi telah membangun reputasi yang solid dengan smartphone mereka yang murah namun punya spesifikasi dan performa yang mumpuni.
Namun, setelah bertahun-tahun, asosiasi kemurahan dengan kualitas yang buruk sudah mulai mengusik sang CEO, Lei Jun.
Berdasarkan sesi tanya-jawab kepada TechNode, Xiaomi mungkin akan menaikkan harga untuk produk-produk smartphone mendatang mereka.
Hal ini tersirat dari perkataan Lei Jun yang ingin menyingkirkan citra smartphone murah yang melekat di produk mereka.
"Sebenarnya, kami ingin menyingkirkan reputasi bahwa produk kami berharga kurang dari 2.000 yuan (sekitar Rp4,2 juta). Kami ingin berinvestasi lebih banyak dan membuat produk yang lebih baik," ungkap dia.
"Saya mengatakan secara internal bahwa ini mungkin terakhir kalinya harga kami di bawah 3.000 yuan (Rp6,4 juta). Di masa depan, smartphone kami mungkin akan lebih mahal. Tak banyak, namun sedikit lebih mahal," sambung Lei Jun.
Smartphone yang ia maksud berharga 3.000 yuan adalah Mi 9, dan Xiaomi adalah satu-satunya vendor yang mempertahankan banderol harga murah di tengah vendor lain yang mulai naik harga. Bahkan dari vendor besutan China sendiri juga melakukannya, seperti Huawei dan juga OnePlus.
Perubahan ideologi ini mungkin tak lagi mengejutkan. Pasalnya Xiaomi melepas merek Redmi untuk berdiri sendiri menjadi merek yang mengusung smartphone terjangkau.
Hal ini dari awal diprediksi untuk membuat Xiaomi menjadi merek yang lebih premium dengan membuat celah harga dengan Redmi jadi lebih lebar.
Selain itu, Xiaomi sendiri masih banyak dipandang sebagai 'tiruan' Apple dan Xiaomi ingin membuang persepsi tersebut dengan membuat produknya lebih premium dan original, yang tentu membutuhkan banyak alokasi di deretan sektor, terutama riset dan pengembangan, demikian lansir Trusted Review.
Era Smartphone Murah Xiaomi Segera Berakhir? Baca Berita Dari Sumber https://ift.tt/2H8cCmM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar