Rubrik Teknologi: Menelusuri Jejak Kehidupan di Planet Wolf 1061c

Laman

Minggu, 29 Januari 2017

Menelusuri Jejak Kehidupan di Planet Wolf 1061c

INILAHCOM, San Franciso - Setiap ada planet di bintang lain, pertanyaannya selalu sama. Apakah planet itu laik huni di situ? Apakah ada kehidupan lain di sana? Itu juga yang menjadi pertanyaan para astronom tentang planet di bintang Wolf 1061 alias si Bintang Serigala.

Kisah si Bintang Serigala ini dimulai pada 2015 lalu ketika tim astronom dari University of New South Wales (UNSW) di Australia menemukan planet yang bisa berpotensi laik huni di bintang yang jaraknya hanya 14 tahun cahaya dari Bumi.

Mengutip National Geographic, planet yang diberi nama Wolf 1061c ini merupakan planet kedua dari tiga planet yang mengitari bintang Wolf 1061.

Menarik bukan? Ada planet berpotensi laik huni yang jaraknya cukup dekat dengan Bumi. Cukup dekat ini skala astronomi karena 14 tahun cahaya itu sama dengan 132,5 triliun km. Dengan kata lain, cahaya yang kita terima dari sistem Wolf 1061 butuh 14 tahun mengarungi angkasa sebelum tiba di Bumi.

Ada tiga planet yang mengitari bintang Wolf 1061, dan massa ketiga planet ini cukup rendah sehingga diperkirakan ketiganya merupakan planet batuan yang memiliki permukaan padat.

Massa ketiga planet ini 1,4, 4,3 dan 5,2 massa Bumi dan ketiganya membutuhkan waktu 5, 18, dan 67 hari untuk menyelesaikan satu putaran pada bintang induknya.

Dari ketiga exoplanet, Wolf 1061c diketahui berada dalam zona laik huni bintang atau area yang temperaturnya cukup hangat dan planet yang ada di situ punya kesempatan untuk mempertahankan air dalam wujud cair. Jaraknya 0,08 AU dan zona laik huni bintang Wolf 1061 merentang dari jarak 0,06 hingga 0,12 AU.

Dua planet lainnya, Wolf 1061b dan Wolf 1061d berada di luar zona laik huni. Wolf 1061b justru berada cukup dekat dengan bintang, hanya 0,0355 AU. Sedangkan planet Wolf 1061d berada pada jarak 0,2 AU.

Dari jarak, ketiga planet ini berada sangat dekat dengan bintang, bahkan lebih dekat dibanding jarak Merkurius ke Matahari.

Bintang Wolf 1061 yang jadi bintang induk ketiga exoplanet merupakan bintang katai merah yang lebih kecil dari Matahari. Massa dan ukurannya hanya seperempat massa dan ukuran Matahari. Temperaturnya juga lebih dingin dari Matahari yakni 3.345 derajat Kelvin.

Ketiga planet yang mengitari bintang Wolf 1061 ditemukan lewat metode kecepatan radial. Dengan cara ini, para astronom hanya melihat goyangan yang ditimbulkan oleh interaksi gravitasi antara exoplanet dan bintang yang dikitarinya.

Jarak ketiganya yang sangat dekat dengan bintang juga memberi harapan terjadinya transit yang bisa membantu para astronom untuk mempelajari atmosfer exoplanet.

Tujuannya, tentu saja untuk mengetahui apakah suasana di exoplanet Wolf 1061c cukup kondusif untuk tumbuh kembangnya kehidupan.

Inilah yang dilakukan oleh Stephen Kane dan tim dari San Francisco State University, AS. Mereka menelusuri potensi kehidupan pada exoplanet di sistem Wolf 1061. Khususnya tentu saja exoplanet 1061c yang berada di zona laik huni bintang.

Mengapa demikian? Ketika para astronom menelusuri kehidupan di planet lain, maka satu-satunya contoh yang dimiliki adalah kehidupan yang ada di Bumi. Dengan demikian yang dicari adalah planet yang bisa menjadi kembaran Bumi atau planet serupa Bumi. Dan indikasi pertama yang dicari adalah komponen utama yang menopang kehidupan di Bumi.

Bumi berada di zona laik huni yang temperaturnya hangat, dan dua per tiga permukaan Bumi diisi oleh lautan. Di sinilah kehidupan bisa berkembang.

Jika planet terlalu dekat dengan bintang, temperaturnya akan sangat tinggi dan air akan menguap. Terlalu jauh, air hanya bisa ditemukan dam bentuk es karena planet juga dingin.

Meskipun sebuah planet berada di dalam zona laik huni, belum tentu juga planet tersebut bisa mempertahankan air dalam wujud cair.

Contohnya Venus. Planet ini berada di tepi dalam zona laik huni. Di Venus, terjadi efek rumah kaca berlebihan dimana panas terperangkap dalam atmosfer.

Kondisi ini terjadi karena Venus lebih panas dibanding Bumi mengingat jaraknya ke Matahari jauh lebih dekat. Di masa lalu, Venus juga punya air. Tapi air di Venus kemudian menguap dan uap air yang ada di atmosfer inilah yang memerangkap panas.

Hasilnya, permukaan Venus juga jadi lebih panas. Suhu Venus 467 derajat Celsius. Kehidupan pun tidak dapat bertumbuh.

Ada kemiripan Venus dengan Wolf 1061c. Exoplanet ini juga berada di tepi dalam zona laik huni. Wolf 1061c berada lebih dekat ke bintang dan berpotensi memiliki atmosfer yang serupa dengan Venus.

Dan itu artinya Wolf 1061c berpotensi untuk mengalami efek rumah kaca berlebih seperti halnya Venus.

Hal lain yang juga dipelajari oleh Stephen Kane dan tim dari exoplanet Wolf 1061c adalah iklim. Bumi pernah mengalami zaman es karena variasi lambat yang terjadi dalam orbit Bumi saat mengitari Matahari. Ternyata, laju perubahan orbit Wolf 1061c justru jauh lebih cepat.

Jika demikian, maka ada potensi iklim yang kacau di planet tersebut. Perubahan iklim bisa terjadi dengan sangat cepat dan memicu perubahan temperatur yang drastis di sana. Planet bisa membeku dan panas berlebih.

Kondisi kehidupan di planet seperti ini tentunya tidak kondusif. Tapi mungkinkah exoplanet Wolf 1061c memiliki kehidupan?

Jika terjadi perubahan yang memperlambat laju perubahan orbit dan dapat mendinginkan planet, maka ada Wolf 1061c berpotensi untuk punya kehidupan.

Tapi, lokasinya yang cukup dekat dengan bintang juga perlu dipertimbangkan, mengingat bintang Wolf 1061 sewaktu-waktu akan melepaskan letupan yang bisa melenyapkan kehidupan yang sedang berevolusi di sana.

Untuk mengetahui lebih jauh, para astronom masih harus mempelajari exoplanet di sistem Wolf 1061 di masa depan. Salah satunya bisa dengan James Webb Space Telescope yang akan diluncurkan pada tahun 2018.


Menelusuri Jejak Kehidupan di Planet Wolf 1061c Baca Berita Dari Sumber http://ift.tt/2jGQJ0K

Tidak ada komentar:

Posting Komentar